Minggu, 08 April 2012

Lebih tepat Kepentingan Bukan Teman

*Simbol pertemanan
Tidak terasa hampir tiga tahun  saya tinggal jauh dengan keluarga. Makan, nyuci dan apapun dilakukan sendiri, tidak terbiasa dan sedih memang awalnya namun semua saya jalani dan berlalu dengan berbagai peristiwa dan tak terasa sudah hampir tiga tahun saya menjalani kemandirian saya ini. Meninggalkan mamah, papah, sifa dan adik sepupuku, jauh dari mereka merupakan hal yang paling berat ketika itu. Mamah seorang yang tegas namun baik, terkadang cuek padahal khawatir. Papah over protektif yang selalu mengajarkan kedisiplnan dalam hidup saya, dari mulai disiplin makan, tidur, belajar dan bahkan bermain. kata papah, “semua nya itu ada porsinya.” Terkadang itu membuat saya tertekan namun itu cara papah agar saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal. Asifa adik ku yang kala aku tinggal ke bandung masih kecil 3 tahun umurnya kala itu, kemanapun saya pergi dia selalu ikutan bahkan ketika dihadapkan antara ikut dengan mamah atau saya, sifa lebih memilih ikut saya daripada mamah.  Semenjak  sifa bayi yang selalu menemani ketika mamah ada kesibukan atau menemani tidur bahkan tidur dimalam hari pun saya yang menemani, bangun malam hari karena sifa pipis ataupun nangis karena lapar itu merupakan hal yang biasa buat saya. Sehingga  wajar sifa lebih dekat dengan saya daripada dengan mamah. Dan wajar juga saya sangat merindukan Nonok panggilan sayang keluarga kepada sifa. Yang terakhir adik sepupu yang kala itu masih kecil-kecil satu tahuan kurang kala itu umur mereka. Berat namun itu awal perubahan dalam hidup saya yang mau tidak mau harus dijalani.

Hampir tiga tahun saya berada jauh dari rumah dan orang terdekat saya, dan semua seakan masih sesekali saya rindukan mereka : Mamah, Papah, Asifa dan sepupu-sepupuku.

Sore ini langit terlihat murung pertanda akan adanya hujan. Tiupan angin yang berhembus seolah mendukung akan terjadinya hujan. Hembuasan angin semakin kencang dan langitpun semakin gelap. Turunlah air hujan disore ini, saya ditemani joy laptop kesayangan dan beberapa buku serta televisi yang setia dan selalu ada menjadi sahabatku ketika libur aktifitas perkuliahan maupun organisasi.

Sepanjang hari ini saya diapartemen dimana dua tahun ini saya tinggal, sendiri hanya berteman joy, buku dan televisi. Joy  mampu menemani dan mengobati kebosanan yang terkadang saya alami setiap hari libur diaartemen, buku merupakan benda yang juga menemaniku dan merupakan suplemen otak juga agar meskipun libur ada asupan otak yang membuat saya lebih muda lagi.  Yang  terakhir televise, seringnya saya cuekin benda yang satu itu karena didalamnya banyak tayangan yang membuat saya bodoh namun meski begitu dia juga salah satu benda yang menemani saya ketika berada di apartemen ketika saya merasa bosan dan kangen rumah. Jadi berkat ketiga benda itu saya mampu bertahan hidup jauh dari rumah, maklum seorang yang sulit berkomunikasi dengan orang lain seperti saya ini merasa teman yang membuat dia nyaman adalah benda-benda daripada dengan orang, karena menurut saya bergaul dengan orang baru merupakan hal yang sulit dan tak pernah membuat saya nyaman.

Saya bukan seorang yang anti sosial, namun saya tidak terbiasa basa-basi dengan orang baru, sok kenal dan sok akrab padahal saya tidak nyaman dengan dia. Sehingga menurut saya berteman jika tidak nyaman ya itu penyiksaan. Tidak heran makanya sampai sekarang ini meskipun hampir tiga tahun di Bandung orang-orang yang saya kenal hanya orang-orang yang satu jurusan dan satu organisasi saja dan yang diluar itu yang saya kenal hanya beberapa, bahkan dijurusan orang-orang yang saya kenal dan yang mengenal saya hanya orang-orang kelas selebihnya hanya tau nama dan muka saja. Diorganisasi saya akrab dengan semuanya, maklum disana hanya ada beberapa orang saja yang jumlahnya tidak samapai 10 orang jadi lumayan akrab. Kesulitan berkomunkasi yang baik membuat saya tidak banyak teman, sehingga kenyamanan menurut saya ketika dekat dengan joy, buku dan televisi.

Mungkin banyak yang beranggapan saya manusia anti sosial, aneh dan tertutup dengan orang lain. Tapi itu saya, saya tidak bisa berbas-basi busuk ketika tidak nyaman dengan orang saya pura-pura nyaman demi hanya mendapatkan seorang teman, buat saya seorang teman yang nyata buat saya sudah saya temukan ketika saya duduk di bangku SMA yang hingga sekarang komunikasi dengan mereka saya masih terjaga. Selanjutnya tidak pernah saya temukan teman seperti mereka lagi, karena disini saya temukan bukan teman yang ada hanya kepntingan, ketika dia diuntunkan dia berteman dengan saya dan ketika tidak dia menjauh. Meskipun tidak semuanya seperti itu karena ada 3 orang yang saya anggap mereka saudara. Disini  bersama mereka saya merasa nyaman dan tidak pernah ada kepentingan apapun saya berteman dengan mereka.

Saudara yang saya maksud itu teman-teman saya yang selama ini selalu menemani saya dan menerima keluh kesah saya kepada mereka. Yang satu setia menemani saya diapartemen sebut saja Didis, dia mengajarkan saya memasak ini itu dan dia juga yang mengenalkan saya sayur-sayuran dimana sebelum ke Bandung saya tidak terlalu mengenal sayur-sayuran dan pula tidak suka yang namanya sayur. Selanjutnya teman saya yang lain panggil saja Orci, dimana dia sabar mengajarkan alat music (gitar) yang sebelumnya saya lupa kord-kord gitar yang sudah pernah saya pelajari dulu namun karena Orci saya ingat kembali. Selanjutnya teman saya yang lain eneng panggilan akrab, eneng saya temukan dia di satu oraganisasi, dimana awalnya kita tak saling kenal satu sama lain. Denganya saya menemukan suatu yang baru dan dia merupakan orang yang setia menemani saya makan dan setia mendengar keluh kesah saya ketika saya ada masalah.

Ya, tiga orang tersebut orang-orang yang selalu memberi kekuatan bahwa saya disini tidak sendiri, ada mereka yang selalu setia menemani kala susah maupun senang.

Dalam suasana kesendirian disore yang murung, saya merenungi  kehidupan saya khususnya selama saya kuliah. Sulit berkomunikasi, pemalu, takut salah, sulit bergaul dengan orang baru merupakan hal yang selalu menghantui dalam hidup saya. Ketika ada yang mengatakan kehidupan merupakan suatu siklus yang berputar dalam satu pusaran, cukup relevan jika saya menggambarkan kehidupan saya yang berjalan selama ini.  Kehiningan  apartemen meskipun ada penghuni lain namun buat saya tetap hanya ada ketiga benda yang sudah saya sebutkan tadi. Kehidupan penuh dengan perpolitikan, yang hanya mementingkan image, lebel dan ketenaran atau eksistensi.  Sehingga karena hal kepentingan itu menjadikan saya malas untuk bergaul dengan teman yang baru.

Namun terkadang dalam hidup saya menginginkan suatu hal yang bebas, baru dan berbeda, mencoba sedikit demi sedikit untuk merubah kebiasaan saya yang sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berteman dengan orang lain meskipun sulit.  Pertemanan itu memang  berselimut kerikil tajam, yang  karena itu saya takut untuk berteman namun meski begitu sekarang saya sedang mencoba untuk menjalanipertemanan dan merubah kebiasaan, tak pernah saya tahu mana teman yang akan saya anggap, dan teman mana yang akan saya lepas sesudah ini. Tak pernah juga saya tahu, kapan saya akan tergelincir dan terpaksa melepaskan semua yang selama ini erat saya anggap sebagai teman.

 *Rifqi disore yang murung

Senin, 20 Februari 2012

Peran Ganda Mamah dalam Keluarga


Malam itu terlihat raut muka yang Nampak kelelahan karena seharian beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Tak pernah terlontar kata lelah dari mulutnya, malam hari pukul 20.00 akhirnya semua aktifitas pada hari itu berakhir. “ mbak, mamah tidur duluan yah,” ucapnya. “ kalau Papah pulang atau telfon bilang mamah udah tidur,” lanjutnya sambil menutup pintu kamarnya. Malam itu mamah tidur lebih awal dari biasanya.

Mamam perempuan yang menginspirasi kehidupan saya, dengan kondisi keluarga yang pas-pasan sehingga mengharuskan dia untuk memutar otaknya agar bisa membantu Papah menghidupi keluarga, walhasil mamah membuka usaha sembako. Ruang paling depan rumah yang awalnya ruang tamu disulap menjadi warung kecil. Sekitar Juni 2008 mamah mulai dengan usaha sembakonya.

Sementara itu, dalam kondisi harian mamah menjadi seorang ibu yang harus berperan ganda menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi anak dan suaminya serta bekerja membantu Papah untuk menambah penghasilan untuk keluarga. Mamah memasak, mengatur rumah tangga, menjadi pendidik dan dokter untuk anak-anaknya, ditambah lagi dengan kerjaan tambahan ngurusin warung untuk tambahan keuangan keluarga. Sangat banyak peran yang ia jalankan dan semua ia kerjakan dengan sangat baik. Mamah adalah sosok yang luar biasa bagi saya, Adib, Sifa dan Papah saya.

Waktu subuh dia sudah memulai aktifitasnya, meskipun terkadang rasa lelah menyertainya namun rutinitas seharian ia tetap jalani, menyiapkan segala sesuatu untuk saya, Adib, sifa dan Papah. Dari mulai menyiapkan sarapan apa yang baik untuk asupan pagi anak-anaknya sampai memandikan si kecil Asifa yang kebetulan masih 6 tahun sehingga masih membutuhkan bantuan untuk mandi dan lain-lain. Setelah semuanya beres, anak-anak berangkat sekolah  lalu dia menyiapkan perlengkapan warung, jam 7 pagi dia membuka warungnya dengan batuan Papah tentunya. Warung yang kecil dibuka dengan harapan ada rejeki dari para pembeli yang membeli diwarunnya. Warung yang dibuka pukul 7 pagi dan ditutup pukul 6 sore itu cukup untuk membantu Papah dalam menambah uang untuk kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anaknya.

Setiap hari Mamah dan papah bekerja keras untuk menghidupi keluarga, saling membahu dalam pekerjaannya satu sama lain yang menjadikan mereka bertahan sampai saat ini. Semua itu mereka kerjakan bukan untuk siapa-siapa melainkan untuk anak-anaknya yang kian hari kian besar dan tentunya membutuhkan biaya yang besar pula. Anaknya yang paling besar kini melanjutkan sekolah di salah satu Universitas negeri Di Bandung. tepatnya di UPI jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.  Karena anaknya yang besar tersebut maka Mamah dan Papah bekerja keras dengan harapan anaknya bisa melanjutkan kuliah dengan baik hingga akhir.

Sebagai anak yang paling tua saya merasa harus menjadi seorang anak yang Mamah Papah inginkan, meskipun terkadang tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. “ mbak kuliah yang bener yah, belajar yang baik biar nanti tidak seperti mamah sekarang,” ucapnya. “ mbak juga belajar prihatin yah, semoga nanti mbak jadi orang sukses yang jadi kebanggaan mamah papah serta adik-adik,” tambahnya.

Saya hanya tersenyum dan menganggukan kepala, seperti biasa itu yang saya lakukan ketika mamah menasehati saya.  Namun dalam hati saya berkata, “ tentu saja mamah sayang, mbak akan melakukan yang terbaik agar mamah bangga dan bisa jadi contoh adik-adik kelak,” tutur saya dalam hati.

Diumur saya yang 21 tahun ini, saya belum bia memberikan sesuatu yang berarti untuk mamah. Jujur menjadi anak pertama itu berat, serasa ada beban yang dipikul. “kesuksesan mamah dan papah itu ada pada saya sebagai anak pertama yang nantinya akan dicontoh oleh adik-adik kelak.”

Malam pada malam hari ini dalam hati saya bergumam, “ mamah papah, sabar yah suatu saat apa yang kalian tanam saat ini, dimasa depan kalian akan memetiknya,” gumam saya dalam hati.

Saya akan selalu ingat akan kata “Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia atau selalu menderita,Tidak ada kepastian untuk apapun, semuanya akan berubah ketika kita mau berusaha.”

Setiap orang pasti akan keluar dari kotak rasa nyamanya, sekarang saya sedang berusaha keluar dari kotak nyaman untuk mendapatkan kenyamanan yang lebih dan bisa kalian rasakan dimasa yang akan datang. Percaya itu mah !!!

itu cerita saya tentang Mamah, bagaimana tentang Mamah anda ??

(catatan malam hati ditengah kerinduan kepada Mamah)


Rabu, 11 Januari 2012

Sahabat 2

Akhirnya tepat di 1 januari 2012, hari pertama di tahun 2012 kami menginjakan kaki di Bekasi, kota yang dekat dengan ibu kota Jakarta. Bagi saya dan Revita salah satu sahabat saya kala itu merupakan pengelaman pertama ke apartemen tempat kawan kita tinggal. Tapi untuk kedua teman kami Dian dan Nopi, mungkin sudah tak asing lagi dengan apartemen itu . karena sebelum nopi resign dari pekerjaannya yang dulu dia tinggal bersama Dian dan Astri di apartemen itu.


Apartemen yang lumayan nyaman dan asik, lebih asik lagi karena disana bareng mereka (haha), Yaa sedih karena tinggal di kota Metropolitan dan senang karena sahabat. 

Kedatangan kami disambut dengan suka cita, terlihat pada persiapan Astri , dimana dia menyiapkan semuanya dari makanan, kamar tidur dan bunga pink yang terhias indah di ruang tamu (sedikit lebe padahal tu bunga ada dari kapan taun.. haha). 

Awal datang kami disambut dengan seikat rambutan dan cemilan kue cukup mengganjal perut, maklum selama di mobil kami keasikan ngobrol dan tidak sempat makan (karena emang kita ga bawa makan.. haha). Selanjutnya salah satu teman kami Dian dia mengeluarkan Intip semacam  makanan khas daerah Cirebon  sengaja dibawanya dari rumah untuk kita makan (GRnya saya si gitu). Makanan yang dipersiapkan sudah habis dan waktunya kita melanjutkan pergi ke Kota Tua, perjalanan kesana memang sudah kita rencanakan sebelumnya.

Kami ber5 berangkat menunggu mobil bus MayaSari  P28  untuk mengantarkan kami ke Kota Tua, lama kami menunggu dan sampai akhirnya nopi punya inisiatif untuk langsung pergi ke terminal tempat pemberentian mobil tersebut. Kami bertiga saya, nopi dan dian pergi kesana dan kedua teman kami revita dan astri kami tinggal ditempat kami nunggu mobil tadi, dengan harapan kami ber3 pergi ke terminal dan mereka menunggu di tempat itu. 

Sampainya kami diterminal, kami langsung mencari bus yang akan kami naiki. Dan ternyata bus P28 itu tidak ada, yang ada P27. Pantesan berjam-jam kami menunggu tak kunjung datang P28.
Kami naik mobil itu dan nopi langsung menelfon Astri untuk bersiap menunggu mobil yang sudah kami naikin itu.
“ hallo iya pi ?” jawab astri dalam telfon.
“ tri kamu dan revita tunggu mobilnya ya disana, kita udah naik mobilnya ni,” tutur nopi.
“ baiklah kami tunggu,” jawab astri.
Ditutuplah telfon itu, kami lanjutkan becanda gembira didalam mobil, tapi tiba-tiba.
“ sebentar-sebentar, kok arahnya kesini yah” ujar nopi sambil memperhatikan jalan.
“kanapa pi ?” Tanya saya.
“ ini jalanya ga lewat ke tempat astri dan revita nunggu mobil tadi, “ jawab nopi dengan tengok kanan kiri.
“ waah tersu gimana dong, merka telpon lagi aja bilang kalo mobilnya ga lewat situ,” kata saya.
“ iya sebentar saya telfon lagi”
“ tri mobil yang kami naikin ternyata ga lewat ke Ampera (nama jalan yang tadi kami nunggu mobil lama), ternya ta langsung lewat tol yang mau ke Jakarta, jadi sekarang kamu naik angkot dan tunggu di pintu tol yah.” Ucap nopi santai.

saya , dian dan nopi cemas karena ternyata mobilnya tidak lewat Ampera. Ditengah kecemasan dan kegelisahan dian mengeluarkan intip kami memakanya dan menikmatinya (obat penghilang stress dengan cara makan intip). Mobil berjalan terus, dan lagi tiba-tiba nopi terdiam dan memperhatikan jalan. Dia bilang,
“ loh ini kok jalanya kesini ?”
Dalam hati saya berkata, ini alamat salah jalan lagi, lalu apa kabar dengan astri dan revita kalo mobinya salah jalan lagi ?

Nopi langsu ambil hanphone untuk mengabarkan pada astri dan revita kalo mobilnya tidak lewat tol Jakarta dimana mereka menunggu, melainkan lewat Tol barat yang harus puter balik untuk kearah sana. Tapi kali ini nopi tidak menelfonya, nopi hanya mengirim pesan singkat pada mereka untuk mengabarkan mobilnya ternyata tidak lewat Tol selatan tapi Tol Barat. 

Kami sudah bayangkan bagaimana ekspresi Revita, ditengah kecemasan kami sempat tertawa karena membayangkan wajah mereka yang marah karena terus-terusan salah alamat, saya rasa ini gara-gara Ayu Ting-ting, coba aja ga ada lagu dia yang salah alamat itu mungkin kita juga ga akan salah seperti ini (sori ting becanda). 

Mobil terusberjalan kearah Kota dan disana Astri dan Revita sedang mencari mobil untuk ka arah Barat, memang aga susah mencari mobil yang kearah barat ada tapi harus nunggu lama. 

Kembali saya , dian dan nopi cemas karena ternyata mobilna tidak lewat tol Selatan. Ditengah kecemasan dan kegelisahan giliran saya mengeluarkan kamera, kami foto-foto dan kali ini dengan foto kami menghilangkan stres. 

Dan sampai di depan Mall Metro kami ber3 turun karena terahir menhubungi astri ternyata mereka belum jua dapet mobil, akhirnya kami turun depan Mall dengan senang hati. 

“lain kali kalo keman-mana kita perginya bareng aja yaa, jangan kaya tadi biar ga kaya gini.” Ujar dian.
“hahaha, baiklah karena kita teman dan kita kemana-mana selalu bareng.” Balas saya.

Kita menunggu Astri dan revita di depan mall, ditengah kita menunggu ada seonggok tukang mpek-mpek lewat, seperti yang sudah-sudah dengan cara kita makan ini merupakan cara kita untuk menghilangkan stress. (haha, itulah kami jika udah bareng apapun yang terjadi kami selalu bersenang-senang).
buat kami C.U.M.I'S tidak ada kegalauan yang berarti, selagi masih ada makanan, kamera dan tentunya Sahabat .. bagaimana dengan anda ?

Sabtu, 07 Januari 2012

Sahabat

“I have more friends, more and more i understand the human character. And the more i understand, that is a true best friend is looking for me when i’m busy not leave me when i’m busy.” (kutipan yang saya lupa namanya).

Yaa saya punya banyak teman, sahabat dan saudara. Mereka saya temukan 5 tahun yang lalu dalam suatu kelas. Dimana awalnya kami tak saling kenal namun sekarang kami menjadi seorang yang lebih dari teman dan persaudaraan kami akrab dipanggil dengan CUMI'S (Cantik, Unik, Manis, Imut dan Smart), seperti filosofi itu kami ber7 dari berbagai macam karakter dan ciri khas satu sama lain.  Di cuap-cuap kali ini saya ingin menceritakan tentang saya dan sahabat saya kemarin tepatnya tanggal 1-2 januari 2012 melakukan perjalanan ke kota metropolitan, meskipun 2 personil kami tak ikut tapi perjalanan terus kami lanjutkan. Awal tahun 2012 kami awali di kota metropolitan,  Kebayang lah kami dari kampung pergi ke kota.. haha lebe

Pagi itu, disebuah kampung yang terhirup udara sejuk, kami bertiga berkumpul menunggu seonggok bus ekonomi yang akan melintas ke arah Bekasi.
Sambil lirik kanan kiri kami menunggu bus lewat yang akan mengantarkan kami ke Bekasi.
 “ arep mendi nok ?”  Tanya tukang ojek dalam bahasa Indramayu.
arep meng Bekasih mang,” jawab salah seorang teman kami nopi.
ohh yak o delat maning buse lewat,” ujar tukang ojek.
“.. oohh yaa mang suwun,” jawab kami.
Tak lama Bus yang akan mengantarkan kami ke Bekasi  pun datang, kami naik bus ekonomi lupa lagi saya nama bus itu apa, yang pasti bus itu pada saat kami masuk sudah penuh dan taka da tempat duduk lagi untuk kami bertiga. Hanya tersisa tempat duduk cadangan dekat sopir dan akhirnya kami pun duduk disana. 

"ini foto kami saat di bus ekonomi"

Obrolan panjang kami dari mulai obrolan tentang SMA kami sampai tentang cita-cita masa depan.
Satu jam setengah perjalan kami akhirnya sampai juga di tol, kami turun dan menunggu satu mobil lagi untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan, yaitu tempat kost salah satu sahabat di Bekasi. Saat menunggu mobil ada kejadian yang mungkin lucu dan konyol. . haha saya saja jika inget kejadian itu tertawa sendiri. . bagaimana dengan kalian yaa sahabat ?? .. kejadian itu dimana kejadian yang bikin malu dan benar-benar tak terduga, sandal saya njeplak (copot ngebuka gitu deh). Mobil datang dan saya bersama ke emnpat sahabat naik sambil dipapah layaknya orang sakit saya naik mobil itu dan celakanya di mobil yang kedua juga taka da tempat duduk untuk kami. Itu benar-benar absurd sandal copot dan tak dapat tempat duduk, lengkaplah sudah.

Dalam perjalanan ada yang turun dan akhirnya sahabat saya dapat tempat duduk tapi karena dia baik melihat temanya sedang menderita sandal copot jadi dia memberikan tempat duduknya untuk saya. Itulah sahabat, tidak bisa melihat sahabatnya dibiarkan menderita terlalu panjang. Saya duduk dan sahabat saya berdiri, tapi tak lama kemudian dia ditawarin oleh sopir untuk duduk didepan (syukurlah) dan akhirnya diantara kami taka ada yang berdiri. Mobil terrus berjalan dan sampailah kami di tempat tujuan setelah kurang lebih 2,5 jam perjalanan untuk menuju tempat tujuan.

Pesannya, sahabat tidak akan tega melihat sahabatnya menderita.
Bagaimana dengan sahabat kalian ?